Sebuah taksi udara bernama EHang 216 telah melakukan uji terbang pertamanya di Bali. Taksi terbang pertama melayang di langit Indonesia selama beberapa menit.
Pesawat bertenaga listrik berkapasitas dua penumpang tersebut harus dapat mengangkut penumpang di perkotaan dengan menggunakan jaringan internet dan dari darat.
Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation, mengatakan uji terbang dilakukan dalam rangka memperkenalkan EHang kepada publik. Ia juga berharap uji terbang ini akan menjadi pembuka jalan dalam pembentukan ekosistem Urban Air Mobility (UAM) di masa depan.
Taksi udara eHang menggunakan teknologi penerbangan otonom. Menurutnya, teknologi ini dapat meminimalisir kemungkinan kegagalan atau kerusakan akibat human error.
“Tanpa repot mengendalikan atau mengoperasikan pesawat, penumpang bisa duduk santai dan menikmati perjalanan. Anda tidak perlu memikirkan perjalanan, ”katanya.
Taksi udara bisa menjadi solusi mobilitas yang efektif. Selain itu, menurut Rudy, penetrasi kendaraan listrik yang berkelanjutan dapat dicapai dengan kendaraan ini.
“Prestige Aviation dapat berperan menutup gap di industri penerbangan domestik dengan memberikan solusi taksi udara perkotaan,” kata Rudy.
Selain mengurangi kemacetan, EHang juga dapat meningkatkan mobilitas negara. EHang 216 juga dapat mendukung industri perawatan kesehatan
Indonesia dengan menjadi sarana pendistribusian obat-obatan, vaksin dan tindakan tanggap darurat lainnya.
Menurutnya, EHang 216 juga dapat melakukan perjalanan secara efektif hingga ke pelosok, sehingga menjadi solusi untuk jalur darat yang sulit dijangkau sehingga mudah dijangkau.
Meningkatkan produktivitas.
Jasa angkutan minyak dan gas Kendaraan ini juga dapat meningkatkan produktivitas di daerah hulu, yaitu pertanian, peternakan dan periklanan.
“Penerapan teknologi pada EHang 216 dapat menyeimbangkan dan meningkatkan output produksi, yang juga dapat berdampak positif pada kemampuan ekspor Indonesia,” ujarnya.