kabaris.com - Harga emas dunia sepanjang pekan lalu mencatatkan sedikit penurunan sebesar 0,07% menjadi US$1.782,51/troy ounce. Dengan demikian, sudah 4 minggu berturut-turut emas mengalami penurunan.
Namun, harga emas dunia diperkirakan akan melambung hingga US$ 3.000/troy ounce akibat tingginya inflasi di Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan oleh Christopher Ecclestone, Principal and Mining Strategist di Hallgarten & Co.
Ecclestone melihat inflasi sebagai "monster" yang keluar dari kandang, dan akan sulit dikendalikan. Bank sentral AS (The Fed) juga dikatakan sulit mengendalikan inflasi.
Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat melaporkan bahwa inflasi berdasarkan indeks harga konsumen (CPI) pada bulan November tumbuh 6,8% year-on-year (yoy) menjadi yang tertinggi dalam hampir empat dekade. Tidak hanya di Amerika Serikat, inflasi yang tinggi telah melanda banyak negara di dunia.
"Monster inflasi sudah keluar, dan akan membutuhkan banyak upaya untuk mengembalikannya ke jalurnya. Ini akan berdampak besar pada pasar properti, serta perusahaan dengan leverage tinggi. Kami telah melihat jatuhnya pasar properti di China," kata Ecclestone, seperti dikutip Antara. dilansir Kitco, Jumat (10/12).
Dia juga melihat harga emas akan mulai naik saat harga properti turun.
“Jika inflasi terus meningkat, orang akan mencari tempat untuk menginvestasikan uangnya, terutama ketika harga properti berhenti naik atau mulai turun. Properti telah menjadi aset safe haven selama 30 tahun bagi perekonomian Barat. Mereka akan mencari investasi lain (emas). ), " dia menambahkan.
Emas diperkirakan mencapai US$ 2.000/troy ounce tahun depan, dan dalam 5 tahun ke depan akan mencapai US$ 3.000/troy ounce.
"Harga emas pada akhirnya akan naik karena orang tidak percaya pada mata uang fiat. Saya tidak akan terkejut jika kita melihat emas naik ke US$2.000/troy ounce dalam 12 bulan ke depan. Prospek saya untuk 5 tahun ke depan untuk emas akan naik. mencapai $3.000/troy ounce," kata Ecclestone.