Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bitcoin dkk Kurang Semangat Nih, Kenapa ya?

Monday, December 20, 2021 | December 20, 2021 WIB Last Updated 2021-12-20T03:26:09Z

kabaris.com - Harga kesepuluh kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) terpantau diperdagangkan bervariasi cenderung stagnan pada perdagangan Senin (20/12/2021) pagi waktu Indonesia, karena investor kembali khawatir dengan perkembangan terbaru virus corona (Covid-19) varian Omicron di global.

Melansir data dari CoinMarketCap per pukul 09:20 WIB, Bitcoin, Binance Coin, Solana, Cardano, dan Avalanche terpantau terkoreksi pada pagi hari ini.

Sedangkan Ethereum, XRP, dan Terra serta dua kripto stablecoin yakni Tether dan USD Coin terpantau menguat.

Namun meskipun berbeda arah, Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, dan Solana cenderung hanya bergerak tipis-tipis saja pada pagi hari ini.

Bitcoin turun 0,2% ke level harga US$ 46.569,73/koin atau setara dengan Rp 670.604.112/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.400/US$), Ethereum melemah 0,54% ke level US$ 3.932,48/koin atau Rp 56.627.712/koin, Binance Coin terkoreksi 0,49% ke US$ 528,14/koin (Rp 7.605.216/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Kripto

Pada perdagangan awal pekan ini, beberapa kripto big cap termasuk Bitcoin diperdagangkan cenderung mendatar setelah pada Minggu kemarin sempat rebound ke zona hijau.

Mendatarnya Bitcoin dan kripto big cap lainnya disebabkan karena investor masih merespons dari keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang mempercepat pengurangan pembelian asetnya (quantitative easing/QE) atau tapering, dimulai pada bulan ini.

Apalagi, percepatan tapering dapat membawa The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan beberapa kali pada tahun depan.

The Fed hanya akan membeli obligasi pemerintah sebesar US$ 60 miliar per bulan mulai Januari 2022 dan mengatakan bahwa kemungkinan akan melanjutkan skema tersebut di bulan-bulan mendatang.

Hal ini dilakukan oleh bank sentral paling powerful di dunia tersebut untuk membendung inflasi Negeri Paman Sam yang terus meninggi akibat membaiknya sektor konsumsi rumah tangga dan masih terganggunya rantai pasokan global.

Selain itu, investor juga khawatir dengan perkembangan terbaru dari Covid-19 varian Omicron di global.

Di AS, meningkatnya kasus Covid-19 dan kian agresifnya penyebaran Omicron memicu kekhawatiran bahwa ekonomi akan terganggu kembali, menyusul diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial.

Pada Jumat pekan lalu, AS mencatat 163.707 kasus baru sengam 1.653 kematian, dikutip dari Worldometers.

Presiden AS, Joe Biden juga meminta warga segera divaksin dan mengambil suntikan booster. AS mencatat total kasus Covid-19 sebanyak 51 juta dengan 827 ribu kematian sejak pandemi mewabah.

Dari sisi teknikalnya, Bitcoin diperdagangkan di sekitar moving average 200 hari. Upside tampaknya terbatas mengingat adanya titik resistance yang kuat antara US$ 50.000-55.000.

Pada grafik harian, Bitcoin mencatatkan sinyal kelelahan sisi bawah, yang menunjukkan kemungkinan adanya kenaikan harga dalam jangka pendek. Sementara dari Indeks kekuatan relatif (RSI), Bitcoin berada di area jenuh jual (oversold).

Namun, hilangnya momentum sisi atas pada grafik mingguan terbilang masih mengkhawatirkan. Beberapa kali Bitcoin gagal mempertahankan tren positifnya setelah menyentuh harga tertinggi sepanjang masa di kisaran level US$ 69.000.

Bitcoin berada pada titik kritis dan tetap rentan terhadap penurunan harga 20% lainnya, dengan asumsi pembeli tidak dapat mempertahankan level support saat ini.

Dari sisi kapitalisasi pasarnya, Bitcoin kembali mengalami penurunan. Pada pagi hari ini, kapitalisasi pasar Bitcoin turun menjadi US$ 880 miliar.

×
Berita Terbaru Update