kabaris.com - Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.290 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Selasa (4/1). Posisi ini melemah 25 poin atau 0,18 persen dari Rp. 14.265 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Di Asia, mayoritas mata uang terlihat lesu terhadap dolar AS. Tercatat, peso Filipina melemah 0,41 persen, ringgit Malaysia melemah 0,2 persen, won Korea Selatan melemah 0,28 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.
Kemudian, yen Jepang melemah 0,07 persen dan baht Thailand melemah 0,19 persen. Penguatan hanya terjadi pada dolar Singapura sebesar 0,05 persen dan yuan China sebesar 0,27 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang negara maju menguat terhadap dolar AS. Secara rinci, euro Eropa menguat 0,08 persen, dolar Australia menguat 0,22 persen, dan pound Inggris menguat 0,02 persen.
Kemudian, dolar Kanada menguat 0,04 persen dan franc Swiss menguat 0,17 persen.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah hari ini. Kenaikan imbal hasil obligasi AS memberikan sentimen negatif terhadap mata uang Garuda.
"Kenaikan imbal hasil mungkin dipicu oleh kekhawatiran pasar tentang inflasi di AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih cepat dari yang diproyeksikan,"
Saat ini, imbal hasil obligasi AS telah menembus 1,6 persen. Kenaikan imbal hasil tersebut menyebabkan penguatan dolar AS, sehingga mayoritas mata uang negara lain melemah, termasuk rupiah.
"Hari ini kisaran pergerakan rupiah antara Rp 14.230-Rp 14.280 per dolar AS," tutup Ariston.