kabaris.com - Satu-satunya kanker yang bisa Anda cegah dengan vaksin adalah kanker serviks. Langkah pencegahan jelas penting dilakukan mengingat kasus kanker serviks di Indonesia merupakan kanker terbanyak pada perempuan setelah kanker payudara.
Tak hanya itu, Indonesia merupakan negara dengan jumlah insiden dan kematian tertinggi akibat kanker serviks di Asia Tenggara. Angka perbandingan insiden 24,4 per 100 ribu penduduk, dengan angka perbandingan kematian 14,4 per 100 ribu penduduk.
Menurut Andi Dharma Putra, konsultan onkologi ginekologi dan anggota Satgas Vaksinasi Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), vaksinasi kanker serviks bisa diberikan pada semua perempuan usia 10-55 tahun.
"HOGI dan teman dari satgas lain memutuskan program ini bisa diberikan pada semua perempuan usia 10-55 tahun dengan syarat dan ketentuan tertentu. Suntikan vaksin tidak diberikan saat sudah ada infeksi dan mereka yang sudah terkena kanker serviks," kata Andi dalam konferensi pers Hari Kanker Sedunia, Jumat (4/2).
"Ini beda dengan Covid-19, yang sudah pernah sakit bisa divaksin. Kalau kanker serviks, ini enggak berlaku. Sudah kanker, vaksin enggak ada gunanya."
Vaksinasi HPV untuk anak
Vaksin HPV diberikan buat anak mulai usia 10-13 tahun. Vaksin cukup diberikan dua kali dengan jarak 6-12 bulan setelah vaksin pertama. Pada anak-anak, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memasukkan program vaksinasi HPV ke dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) sehingga kegiatan vaksinasi sepenuhnya diselenggarakan sekolah.
Vaksinasi HPV untuk remaja dan dewasa
Jika Anda baru sadar akan kanker serviks di usia remaja atau dewasa, tidak perlu khawatir sebab belum ada kata terlambat. Vaksin bisa diberikan tetapi dosisnya lebih banyak dari usia anak yakni 3 dosis vaksin. Jarak pemberian dari vaksin pertama ke vaksin kedua sebulan, kemudian vaksin ketiga di bulan keenam setelah vaksin kedua. Vaksinasi dilakukan secara mandiri di fasilitas kesehatan.