Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Partai Maori menuntut "perceraian" Selandia Baru dari Inggris

Tuesday, February 8, 2022 | February 08, 2022 WIB Last Updated 2022-02-08T03:49:26Z

 


kabaris.com - Partai Maori menyerukan "perceraian" Selandia Baru dari Kerajaan Inggris. Mereka juga mendesak pencabutan posisi Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara Selandia Baru.

"Satu-satunya cara negara ini bekerja adalah bagi Maori untuk mengklaim hak pengelolaan diri, penentuan nasib sendiri, dan pemerintahan sendiri di seluruh wilayah kami," kata pemimpin Maori Debbie Ngaleva Packer dalam sebuah pernyataan.

“Visi kami adalah amandemen konstitusi untuk menghidupkan kembali negara Tino Langatira Tanga (kedaulatan) Tangatta Wenua (masyarakat adat),” katanya lagi.

Menyinggung perjanjian Waitangi, pihak Maori ingin mereka bisa mengurus tanahnya sendiri untuk kabur dari Inggris.

“Jika kita menganggap perjanjian pendirian kita sebagai perkawinan antara Tangatta Wenua (masyarakat adat) dan Kerajaan, Te Tiriti (Perjanjian Waitangi) adalah anak dari perkawinan itu. Sudah saatnya Tangatta Wenua ditahan sepenuhnya.”. Dikutip dari wakil pimpinan Maori, Rawiri, Waitangi dan Guardian.

“Ini tidak berarti bahwa Kerajaan tidak bertanggung jawab. Jika pasangan Anda bercerai, Anda tidak akan melepaskan tanggung jawab untuk anak Anda. Ini adalah kesempatan untuk memikirkan kembali kemitraan yang lebih bermakna dan memuaskan. Itu akan terjadi,” lanjutnya.

Perjanjian Waitangi menjamin perlindungan kerajaan atas tanah Maori. Namun, 100 tahun setelah perjanjian, Maori kehilangan lebih dari 90% tanah mereka karena praktik pengadilan yang tidak mengizinkan penyitaan kerajaan, penjualan swasta atau pemerintah, dan pembagian.

Dalam kepemimpinannya saat ini, Partai Maori menempati dua kursi di Parlemen Selandia Baru. Partai Maori tidak hanya ingin lepas dari Inggris, tetapi juga mendorong perubahan konstitusi nasional, salah satunya pembentukan parlemen Maori.

Sementara itu, Selandia Baru kini berada di bawah Commonwealth of Nations. Namun, panggilan perpisahan ini telah ada sejak lama dan mulai mendapatkan momentum.

Dalam jajak pendapat Colmar Brunton tahun 2021, sepertiga warga Selandia Baru ingin menghancurkan monarki, tetapi 47% tidak dan 20% lainnya tidak.

×
Berita Terbaru Update