![]() | |
Muhammad Agung Hidayatullah atau MAH (17) mengaku bahwa dia hanyalah pembuat channel Telegram Bjorkanism. Channel itu kemudian dibeli oleh hacker Bjorka langsung. |
kabaris -- Pemuda Madiun yang menjadi tersangka dalam kasus peretasan Bjorka berinisial MAH itu mengaku mendapat uang USD 100 (Rp 1,4 juta) dari menjual saluran Telegramnya ke Bjorka. Diakuinya, sebagian uang itu digunakan untuk membayar cicilan sepeda motor.
MAH mengaku hasil penjualan kanal Telegram @bjorkanism dibayarkan dalam bentuk bitcoin melalui aplikasi indodax.
"Ada beberapa tahapan untuk melikuidasi bitcoin ke rupiah," kata MAH di rumahnya, Selasa (20/9) dikutip detikJatim.
MAH mengaku sengaja membuat akun Indodax setelah mencapai kesepakatan harga dengan Bjorka.
“Bitcoin masuk di aplikasi Indodax, saya lanjut ke platform trading dan saya pindah lagi ke aplikasi DANA. Sejauh ini belum selesai,” jelas pemuda berusia 21 tahun itu.
“Setiap tahapan transfer ke aplikasi menggunakan rekening rahasia dan PIN. Terakhir, setelah bitcoin masuk di aplikasi DANA bisa langsung ditransfer ke rekening bank digital dan mata uang dollar otomatis berubah menjadi mata uang rupiah,” lanjut MAH. .
MAH menambahkan, dirinya mengaku baru pertama kali bertransaksi bitcoin. MAH mengaku sedang browsing untuk tutorial cara mencairkan bitcoin ke rupiah.
"Ini pertama kali saya withdraw di bank digital ya dari jual beli dengan admin Bjorka," tambahnya.
MAH mengaku uang hasil penjualan channel Telegram digunakan untuk membayar cicilan sepeda motor. Sudah setahun sejak dia membayar sepeda motor.
"Dari Rp 1,4 juta yang dicairkan dari penjualan channel Telegram ke Bjorka, Rp 800 ribu digunakan untuk bayar cicilan motor. Lainnya untuk belanja online, beli baju," kata MAH.
Sebelumnya, polisi mengumumkan bahwa MAH, pemuda asal Madiun, menjadi tersangka karena diduga membantu Bjorka membuat saluran Telegram. Setelah kasus itu, Bjorka bungkam.
Terakhir kali dia berkicau di BreachForums pada Kamis (15/9), saat mengunggah thread 'Pemerintah Indonesia Mencari Saya?'.
Pada hari yang sama, Bjorka memposting ejekan terhadap pemerintah yang mengklaim telah mengidentifikasi dirinya di Telegram.
"Itu benar-benar omong kosong. Pemerintah Indonesia merasa telah mengidentifikasi saya berdasarkan informasi yang salah dari Dark Tracer, yang telah memberikan layanan palsu kepada pemerintah Indonesia. Mungkin anak ini sekarang telah ditangkap dan diinterogasi oleh pemerintah Indonesia. Adapun Dark Tracer, memberikan informasi yang salah kepada sekelompok idiot adalah dosa," katanya.